Masih teringat ketika Barcelona dibantai 4-0 oleh PSG di leg pertama 16 besar UCL. Kini hal, itu terulang kembali saat Barcelona bertandang ke markas Juventus pada leg pertama babak 8 besar UCL.
Lagi-lagi, Barcelona harus dibantai habis 3-0 oleh Juventus sehingga peluang mereka untuk lolos sangat minim.
Barcelona Kalah Telak, Wasit Tak Bisa Disalahkan
Barca harus menelan pil pahit kebobolan tiga gol melalui Paulo Dybala ( ‘7 dan ’22 ) dan Giorgio Chiellini (’55). Ternyata, wasit yang memimpin laga Juventus vs Barca merupakan wasit yang memimpin laga PSG vs Barca. Dia adalah Szymon Marciniak. Barca punya kenangan buruk dengan wasit tersebut, namun nampaknya Barca sendiri tak bisa menyalahkan kepimimpinan wasit Szymon Marciniak.
Karena jelas kepimimpinan wasit Simon Marciniak cukup bagus tadi malam. Bahkan, ia menganulir gol Juan Cuadrado. Berawal dari umpan Miralem Pjanic kepada Samir Khedira, kemudian dikirim umpan ke jantung pertahanan dan dapat dikonversi mejadi gol oleh Cuadrado.
Namun, hal itu dianulir dengan alasan Khedira telah masuk dalam posisi offside. Namun, jika dilihat dari tayangan ulang. Khedira masih dalam posisi onside.
Akankah Barcelona Berhasil Comeback di Camp Nou?
Mungkin keadaannya sulit, karena lawan yang dihadapinya adalah Juventus, tim yang memiliki pertahanan tekuat di UCL. Hingga kini jala Buffon hanya bergetar dua kali, yaitu oleh Nicolas Pareja (Sevilla) dan Corentin Tolisso (Olympique Lyonnais).
Selain itu, Juventus sendiri mempunyai peforma apik kala mereka bertandang ke markas lawan. Mental mereka sangatlah kuat, sebagai penguasa Seri A beberapa tahun terakhir, era ini menjadi masa emasnya Juventus.
Berharap Barcelona Mengulangi Comeback Fantastis?
Laga Barca vs Juventus, tak akan dipimpin oleh wasit Deniz Aytekin lagi yang dianggap kontroversial dengan memberi pinalti kepada Barcelona hingga berpengaruh terhadap hasil akhir.
Laga di Camp Nou, akan menjadi pembuktian bahwa mereka bukan anak emas UEFA. Barcelona beserta Los Cules untuk menampilkan peforma terbaik dan membuktikan bahwa mereka sama sekali “tidak dibantu wasit”.
Akankah mereka mampu membuktikan bahwa mereka masih menjadi tim terkuat di eropa atau menjadi tim pecundang ?