Masih teringat di benak pecinta bola, dimana seorang Tinker Man, Claudio Ranieri merubah nasib Leicester City layaknya sebuah dongeng. Sembilan Bulan lalu, mereka bisa merasakan menjadi raja di tanah Inggris.
Namun, Kini semuanya berbeda. Leicester seperti kehilangan efek magisnya. Terasa benar perbedaannya. Jika dulu, mereka dielu-elukan dan nyaman di puncak klasemen. Sekarang, nasibnya tragis mereka kini harus berjuang menghindari degradasi.
Kekalahan demi kekalahan membuat manajemen Leicester tak sabar. Secara mengejutkan beberapa jam yang lalu pihak Leicester City secara resmi mengumumkan pemecatan Claudio Ranieri.
Keputusan Manajemen The Foxes, cukup membuat geram pecinta bola. Mereka menyangkan alasan yang terkesan tidak mau memberi kesempatan. Pihak Leicester melakukan hal itu dengan dalih untuk menyelamatkan Leicester dari degradasi.
Lalu apakah akan berhasil Leicester tanpa Ranieri?
Menurutku tidak, siapapun pelatihnya pasti akan sulit menghadapi situasi ini. Tersisa 13 pertandingan, pelatih baru akan berusaha paling tidak meloloskan Leicester dari degradasi. Apalagi faktor utama yang membuat peforma Leicester terjun bebas musim ini karena mereka kehilangan sosok penyeimbang tim yaitu Kante seperti yang saya sudah jelaskan dalam artikel sebelumnya. Berjudul “Kenapa Nasib Leicester City Berubah 180 Derajat Musim Ini”.
Kini Kendali Leicester sementara dipegang oleh asisten manajer Craig Shakespeare dan pelatih tim utama Mike Stowell yang akan melawan Liverpool, Sabtu besok.
Bagaimana Reaksi dari Legenda dan Pengamat Bola?
Sebelumnya sudah ada dukungan dari pecinta bola di Italia yang sudah mengumpulkan vote dengan judul “dukungan tak tergoyahkan” yang menuntut agar Srivaddhanaprabha, Bos Leicester asal Thailand memberikan Ranieri sedikit kesempatan.
Arsene Wenger saja di beri kesempatan oleh Bos Arsenal selama bertahun-tahun. Lalu, apa salahnya gitu? Sosok yang baru saja mencetak sejarah yang mungkin tanpa ada Ranieri Leicester selamanya tak akan bisa mencicipi manisnya trofi Premier League.
Itulah bedanya Loyalitas dan Bisnis, mereka saling bertolak belakang.
Dipecatnya Ranieri juga membuat banyak legenda sepak bola turut memberikan respectnya kepada sosok Tinker Man tersebut.
Beginilah tweet yang terasa menyedihkan sebagai bentuk dukungan kepada Ranieri.
Jamie Carragher (@Carra23)
” Ini sungguh bercanda.”Philip Neville (@ficcer18)
“Kini aku bisa menyimpulkan bagaimana cara sepak bola bekerja.”Piers Morgan (@piersmorgan)
“Wayne Shaw dipecat karena makan pie. Ranieri dipecat karena menjuarai EPL. Minggu ini sepak bola memakan dirinya sendiri.”Lukas Podolski (@podolksi10)
“Thank You #Ranieri.”Glenn Price (@Glennprice94)
“Dua manajer terakhir juara Liga Primer bakal dipecat di musim berikutnya. ….”
Inikah Kutukan Moyes?
Masih ingatkah dengan David Moyes? Pelatih yang dicaci maki karena peforma buruknya setelah mengantikan Sir Alex Ferguson. Datang dengan rekomendasi langsung dari Oppa Alex Ferguson. Nampaknya, ia tidak mampu meng-handle tim sebesar MU. Menjadi bahan caci dan makian merupakan pengalaman tak terlupakan bagi Moyes.
Nah, percayakah kutukan dalam sepakbola itu ada?
Hmm… Kutukan Bela Guttman untuk Benfica masih berlanjut sampai sekarang. Dan itu mungkin bukan sebuah kebetulan belaka.
Lalu, apakah Moyes pernah mengungkapkan sumpah secara secara gamblang seperti Gutmann?
Sepertinya tidak…..
Namun, sumpah tidak harus diungkapkan secara gamblang. Namun, bisa saja diucapkan di hati.
Tiga pelatih telah merasakan efek “sumpah Moyes” tersebut. Pertama, Manchester City yang menjuarai Premier League tahun 2013-2014 harus dipecat secara tragis di dua tahun berikutntya. Ia kalah pamor dengan pelatih anyar Pep Guardiola. Padahal, peforma Pellegrini tidak buruk-buruk amat musim lalu. City masih masuk Big Four.
Lalu ada Chelsea dengan pelatih sekaliber Jose Mourinho yang rela melepaskan kejayaanya di Real Madrid pun harus merasakan “Kutukan Moyes” setelah menjuarai Premier League.
Dan Terakhir… ada Ranieri yang harus dipecat beberapa jam lalu.
Apakah “kutukan Moyes” ini akan berlanjut?