Beberapa hari yang lalu, publik sepakbola nasional dibuat terkejut dengan meninggalnya salah satu kiper veteran Indonesia yang juga membela tim Persela Lamongan. Ya, Choirul Huda. Cak Huda, begitu panggilan akrabnya, wafat saat pertandingan Persela vs Semen Padang di lanjutan matchday ke-29 Gojek-Traveloka Liga 1. Cak Huda mengalami benturan keras dengan rekan setimnya sendiri, Ramon Rodrigues saat berusaha mengamankan bola liar di kotak penalti Persela. Akibat benturan tersebut, ia mengerang kesakitan dan juga sempat meraba-raba rahang kirinya, seperti yang terlihat di layar televisi. Namun, selang beberapa saat kemudian, ia tidak sadarkan diri dan harus mendapatkan bantuan oksigen dari tim medis. Cak Huda pun dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soegiri untuk perawatan lebih lanjut. Ketika tiba di rumah sakit, para dokter mencoba menyelamatkan nyawanya lewat usaha pompa otak dan jantung. Namun takdir berkata lain, nyawa Choirul Huda tetap tidak dapat diselamatkan.
Ucapan belasungkawa pun mengalir. Tak cuma dari insan persepakbolaan nasional, melainkan juga dari para pemain sepakbola top dunia. Bukan hal yang aneh, mengingat kabar wafatnya Cak Huda juga diberitakan beberapa media luar negeri, seperti BBC, Marca, Mirror, dll. Salah satu pesepakbola dunia yang turut sedih atas wafatnya Cak Huda adalah Petr Cech. Ya, kiper Arsenal itu mengungkapkan rasa dukanya melalui akun Twitter pribadi miliknya, Senin (16/10/2017).
“Very sad news from Indonesia R.I.P. Choirul Huda #goalkeepersunion” tulis Cech sambil memposting foto Choirul Huda.
Sebenarnya, jika kita kilas balik jauh ke belakang, tepatnya tahun 2006 yang lalu, Petr Cech juga pernah mengalami insiden serupa seperti halnya yang dialami oleh Choirul Huda. Saat itu, Cech yang masih berseragam Chelsea, bertanding melawan Reading di lanjutan Liga Primer Inggris. Cech terlibat benturan dengan pemain sayap Reading, Stephen Hunt saat ia berusaha mengamankan bola dari kejaran Hunt. Sempat ditangani tim medis setempat selama 15 menit, akhirnya Cech pun dibawa ke rumah sakit terdekat. Disana, ia didiagnosa bahwa tulang tengkoraknya mengalami keretakan. Cech pun harus dioperasi dan harus menepi selama tiga bulan. Walaupun begitu, nyawa Cech tetap terselamatkan berkat jasa tim medis yang sangat profesional.
Memang, tak ada yang bisa melawan takdir. Walaupun mereka, Petr Cech dan Choirul Huda mengalami insiden yang serupa, tapi takdir mereka berbeda. Namun satu yang pasti, kita semua pasti akan mengalami kematian, tak peduli kapan dan dimana. Semoga, dari insiden Choirul Huda ini, kita dapat mengambil pelajaran untuk kedepannya agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
Last but not least, terima kasih Cak Huda! #LEGEND