Musim lalu nampaknya hanyalah mimpi bagi Leicester City. Mampu memenangi Liga Inggris yang nampaknya tak mungkin diraih oleh tim sekecil itu bahkan bisa disebut tim papan bawah. Membuat semua pecinta bola turut bersuka cita dan terkejut atas hal ini. Semua berharap ini buka “One Wonder Season”.
Tapi, ternyata nasib Leicester City kini berbanding terbalik apa yang mereka raih musim lalu. Kini mereka berada satu tingkat di atas zona degradasi. Meskipun, sepertinya ada tanda-tanda kebangkitan Leicester City setelah dini hari tadi mampu menumbangkan Manchester City 4-2. Tapi hal itu terasa terlambat bagi Sang Juara Bertahan.
Meski begitu, nasib Leicester di UCL berbanding terbalik. Mereka mampu memenangi 4 laga dan sekali kalah dari Porto. Membuat mereka melenggang di babak 16 besar bersua Sevilla nanti.
Lalu apakah Ranieri sengaja fokus di UCL, entah strategi apa yang dipikirkan Ranieri. Mending kita lihat saja perbandingan statistik Leicester musim 2015/206 dan musim 2016/2017 yang di lansir Skysports.com
Sektor Lini Serang Leicester City
Musim lalu Jamie Vardy mampu melesakkan 24 gol. namun, hingga kini ia hanya bisa mencetak 5 gol saja.
Riyad Mahrez pun sama, pemain yang mendapat gelar PFA Player of The Year musim lalu. Kini hanya mengemas 3 gol saja, padahal musim lalu ia mampu mencetak 17 gol.
Seluruhnya, Musim ini statistik Leicester jauh lebih buruk dari musim lalu. Mulai dari shot on target, crosses, peluang, shot of target, penalti dan gol. Musim ini, mereka hanya unggul tipis sundulan ke gawang.
Sektor Lini Pertahanan Leicester City
Selain Mahrez dan Vardy yang menjadi pemain kunci musim lalu. Kontribusi N’Golo Kante juga sangat berpengaruh pada permainan The Foxes di lini belakang musim lalu. Lini pertahanan Leicester musim lalu terlihat solid dan kompak sehingga musuh sulit membobol gawang schmeichel.
Statistik menunjukkan betapa pentingnya Kante terhadap peforma tim. Tanpa Kante, Leicester musim ini memenangkan 35 persen intersep lebih sedikit, 30 persen tekel lebih sedikit dan 17 persen duel udara lebih sedikit ketimbang statistik saat Kante bermain
Absennya Kante juga berkontribusi mengurangi peluang Leicester untuk clean sheet sebesar 50 persen loh dan kebobolan hampir 2 gol.
Meskipun musim ini The Foxes mampu berbenah di kesalahan koordinasi lini belakang yang beakibat kebobolan. Namun, statistik yang lain musim lalu jauh lebih baik.
Gaya Bermain ???
Gaya bermain Leicester musim ini sebenarnya tak ada yang berubah dibandingkan musim lalu, menggunakan skema counter-attack dan mengandalkan pemain seperti Drink-water dan Vardy yang mempunyai tipikal seperti itu.
Musim ini, The Foxes mampu mencapai 40 % penguasaan bola. Cukup baik bagi tim yang mengandalkan counter attack. Hampir sama dengan musim lalu!!!
Lalu apa yang berbeda?
Yah, dribbel per game menurun dari 23 dribel per game menjadi 16 dribel per game. Ini karena menurunnya peforma Mahrez yang kini hanya mampu melakukan 6 dribbel. Itu mungkin ya mempengaruhi peforma Leicester musim ini. Betapa vitalnya peforma Mahrez musim lalu yang memanjakan Vardy tak terlihat musim ini.
Permainan Leicester pun tak jauh beda, mengandalkan kecepetan kedua sayap. Namun, Daerah tengah, pertahanan mereka sangat rapuh karena ditinggal Kante yang hijrah ke Chelsea. Di Chelsea Kante Menjadi Vital dan berkontribusi besar atas peforma The Blues yang saat ini memuncaki klasemen Premier League. Sering kali Kante menjadi Man Of The Match. Ini benar-benar kerugian besar dari Leicester melihat posisinya kini berbalik 180 derajat.
Begitulah statistik dan analisis perubahan Leicester menurut data statistik. Kenapa peforma Leicester musim ini jauh berbeda 180 derajat? Antara peforma menurun ataukah taktik yang sudah terbaca lawan???