Sebelum terkenal seperti sekarang, ternyata karir Egy Maulana Vikri tidak semulus yang kita duga. Karir pemain yang kerap disapa Egy ‘Messi’ ini ternyata cukup berliku. Ia sempat memutuskan untuk berhenti main bola.
Lahir di Medan pada 7 Juli 2000, Egy sudah sejak kecil menggilai sepakbola. SSB Tasbi di Medan menjadi tempat pertama dia menimba ilmu sekaligus mengasah kemampuan mengolah si kulit bundar.
Namun bintang Timnas U-19 ini mengatakan bahwa ia sempat berhenti bermain bola saat masih di bangku Sekolah Dasar. Ia memutuskan berhenti main bola karena Sekolah Sepak Bola Tasbi yang dia bela kalah di babak final sebuah turnamen di Medan. Meskipun kalah, dirinya sempat diumumkan sebagai pemain terbaik di turnamen itu.
Kemudian, rasa kecewa Egy muncul setelah panitia turnamen tiba-tiba menyatakan bahwa gelar pemain terbaik itu tak jadi jatuh ke kakinya, sesaat sebelum Egy berangkat untuk mengambil piala tersebut.
“Saya sempat berhenti main bola selama satu minggu.” kata Egy seperti dilansir tempo.
Egy ‘Messi’ akhirnya kembali mau berlatih sepakbola setelah sang ayah, Syarifudin dan pelatihnya di SSB Tasbi membuatkan Trofi palsu untuk membujuknya. Egy yang kecewa pun kembali girang dan bersemangat untuk bermain bola.
“Saya diberitahu saat saya sudah besar, mereka cetak piala sendiri, biar saya gak terlalu jatuh dan sedih. Setelah dapat piala itu, saya kembali lagi.” kata Egy.
Bakat Egy Maulana Vikri Akhirnya Tercium Oleh Coach Indra Sjafri
Setelah kejadian itu, pemain yang kerap disamakan dengan Messi inipun kembali berlatih dan terus menunjukan performa apiknya sebagai pesepakbola muda berbakat. Akhirnya, pada Turnamen Grassroot U-12 bakat Egy Maulana Vikri ini tercium oleh coach Indra Sjafri. Namun, dia sempat hilang kontak dengan coach Indra. Hingga akhirnya seorang pemandu bakat bernama Subagja Suhian menemukannya di Medan dan membawanya ke Jakarta.
“Coach Indra belum tahu saya ada di mana. Pak Bagja temui saya di Medan dan cerita ke coach Indra. Pak Bagja yang bawa saya ke Jakarta dan mengikutkan saya di seleksi timnas dan memasukan saya ke diklat Ragunan.” kata pemain bernomor punggung 10 itu.
Kini sang wonderkid pun bertekad mengejar cita-citanya untuk berkarir di benua Eropa. Dia mengatakan masih ingin berkonsentrasi berlatih di Ragunan dan membantu Timnas Indonesia U-19 di ajang kualifikasi Piala Asia 2018. Jika kembali menunjukan permainan yang cemerlang, bukan tidak mungkin Egy Maulana Vikri nantinya bisa mewujudkan cita-citanya itu.
Memang tidak ada jalan yang mudah untuk meraih kesuksesan. Pasti selalu ada masa-masa sulit dibalik kisah sukses orang lain. Pilihannya adalah, menyerah atau bertahan, dan Egy ‘Messi’ pun memilih bertahan. Karena sebenarnya kita kalah bukan pada saat kita dikalahkan, kekalahan yang sebenarnya adalah ketika kita memilih untuk menyerah!!